Rabu, 17 Oktober 2012

Cinta Tak Mungkin Berhenti (Lagu Tangga )

Tak ada kisah tentang cinta
Yang bisa terhindar dari air mata
Namun ku coba menerima, hatiku membuka
Siap untuk terluka
Cinta tak mungkin berhenti secepat saat aku jatuh hati
Jatuhkan hatiku kepadamu sehingga hidupku pun berarti
Cinta tak mudah berganti, tak mudah berganti jadi benci
Walau kini aku harus pergi tuk sembuhkan hati
Walau seharusnya bisa saja dulu aku menghindar
Dari pahitnya cinta
Namun ku pilih begini, biar ku terima
Sakit demi jalani cinta (cinta)
Cinta tak mungkin berhenti secepat saat aku jatuh hati
Jatuhkan hatiku kepadamu sehingga (sehingga) hidupku (hidupku) pun berarti
Cinta tak mudah berganti, tak mudah berganti jadi benci
Walau kini aku harus pergi tuk sembuhkan hati
Hanya kamu yang bisa
Bisa membuatku rela (rela menjalani segalanya)
Rela menangis karenamu (ku rela ku rela …)
Cinta tak mungkin berhenti secepat saat aku jatuh hati
Jatuhkan hatiku kepadamu sehingga hidupku pun berarti
Cinta tak mudah berganti (cinta tak mungkin berhenti)
Tak mudah berganti jadi benci (tak mudah untuk berganti)
Walau kini aku harus pergi tuk sembuhkan hati
Biar ku pergi sembuhkan hati

Selasa, 16 Oktober 2012

Aku malu



Aku malu.
Kau teguh memegang komitmenmu sementara aku?
Aku malu, tapi apa dayaku?
Aku merasa bersalah, hei.
Sungguh aku merasa bersalah.

Seharusnya aku lebih menjaga
Menjaga diri
Menjaga hati
Hei.
Maafkan aku

Mungkin kau akan bertanya
"Mana usahamu?"
Aku tak bisa menjawab
Ku tau
Tulangku belum remuk
oleh beratnya usaha

Aku menyadarinya
Jadi salahkah aku?
Ya, kau berhak marah
Kau berhak untuk benci
Dan ku berhak untuk dihukum

Wahai Alloh. . .


Wahai Alloh. . .
Ampuni aku yang telah mencintainya,
Ampuni aku yang telah menyimpannya
dihatiku,
Engkau Maha Mengetahui apa yang aku rasa
Engkau Maha Mengetahui apa yang ada
didalam hatiku,
Aku ingin mencintanya dengan indah,
Aku ingin mencintanya dengan restu-Mu.
Aku ingin mencintanya dengan ridho-Mu.
Jika dia yang terbaik menurut pandangan-Mu
Bukalah hati nya untukku, Satukanlah
hatinya dengan hatiku,
Izinkanlah kami bersama untuk menggenapi
setengah Dien-Mu, mengikuti Sunah Rasul-
Mu.
Jadikanlah aku wanita terindah dan terakhir
untuknya,
Dan jadikanlah dia lelaki terindah dan
terakhir untukku.
Namun jika dia bukan jodohku
Berikanlah aku&dia pengganti yang lebih baik.
Yang lebih soleh darinya,
Yang mampu membahagiakanku di dunia
dan diakhirat,
Yang mampu menjadikanku begitu berharga
untuk dicintai,
Yang akan menjadikanku istrinya didunia dan
diakhirat.
Yaa Robb, pasrahkanlah aku atas takdir-Mu.
Ikhlaskanlah aku atas ketetapan-Mu.
Sesungguhnya hanya Engkaulah yang
mengetahui apa yang terbaik untuk hidupku.
Aku berserah pada-Mu.

Dear Neptunus



Dear Neptunus,

Aku mencintainya, di depannya aku menjadi diriku sendiri. Seperti airmu yang selalu membawa semua pesanku, dia pun begitu, membuatku hanyut oleh sorot matanya. Membuatku lupa oleh kesederhanaan suaranya, sampai aku tak bisa katakan apa-apa padanya, bahkan untuk sekedar bilang rindu atau butuh.

Banyak yang nggak ngerti, lalu terluka dan saling menyalahkan. Karena itu aku takut bicara tentang hati, maka aku tuliskan saja lalu kusimpan dan mungkin kukirimkan ke.. entah kemana.

- Kugy (Perahu Kertas)

Kamis, 11 Oktober 2012

Carilah pasangan yang baik sama semua orang dan menghormati orang tua.


Carilah pasangan yang baik sama semua orang dan menghormati orang tua
     Ingat, bukan cuma sama kita! Kalau seseorang pacaran, otomatis dia pasti akan jadi baik sama pacarnya. Tapi sama orang lain gimana ? Sama orangtuanya, suka membantah ngga kalau dilarang kencan malam minggu ? Kita sebagai cewek, mungkin ada rasa senang kalau cowok kita melawan orang tua demi kencan dengan kita di malam minggu, atau sebagai cowok, mungkin merasa senang kalau ceweknya bela-belain kita yang mengantar kita pulang kencan kemalaman sampai lebih galak dari orang tuanya. Nah itu yang ga baik. 

Carilah pacar yang ngga baik cuma sama kita, tapi sama semua orang :
  1. Carilah pacar yang berani untuk tidak membela kita waktu kita salah.Nah hal ini agak rumit, karena sebagai pacar kita pasti ingin dibela oleh pacar kita waktu kita salah. Tapi, pasangan yang baik adalah pasangan yang bisa berdiri sendiri pada prinsip kebenaran dan ngga menutup-nutupi kesalahan kita, apalagi kalau sudah jelas-jelas kita salah. 
  2. Carilah pacar yang mendorong kita untuk maju, bukan mundur. Hal ini banyak banget terjadi di kalangan teman-temanku. Semenjak pacaran, mereka bukannya jadi rajin, malah jadi bikin malas, bolos buat kencan, dan SEMUA tugasnya dikerjain sama pacarnya yang tergolong pinter. Uda gitu, pacarnya yang kurang pintar malah dikasih contekkan waktu ulangan bukannya diajarin pelan-pelan. Kelihatannya sih, mendorong maju karena nilainya jadi bagus. Tapi, kedepannya gimana tuh? 
  3. Pacar yang baik akan menghargai peraturan, dan tidak akan menyusahkan anda.Anda punya pacar yang suka bikin anda punya kerjaan extra? misalnya "Aku dapat hukuman suruh nulis 'saya tidak akan sms-an di sekolah lagi' 30 lembar nih, bantuin dong?". 
  4. Pasangan yang baik akan menjaga namanya dengan baik, dan pastinya akan menghargai peraturan. Dan kalau dia mendapatkan hukuman, dia tidak akan menyusahkan kita.
  5. Pacar yang baik akan berpikir matang dan tidak hanya ceplas ceplos atau bercanda.Segala sesuatu yang dipikirkan matang-matang akan lebih membuahkan hasil dibanding yang langsung ceplas-ceplos saja. Apalagi kalau kerjaannya bercanda terus saat kita ajak bicara serius.

:) Semoga membantu.

HAL TERINDAH BERSAMAMU....


sampai saat ini rasaku bertahan di sini..
rasa yang tak akan hilang oleh waktu
kau tidak di sini, akupun tiada di hatimu
jiwaku ikut menghilang bersamamu
tak terkira di sampingmu

adalah hal terindah yang pernah ku inginkan
tak terkira di pelukmu
adalah hal terindah yang pernah ku rasakan
melukiskan segenap keindahan dirimu

hanya kau yang aku mau, kamu kamu
tak terkira milikimu
adalah hal terindah yang pernah ku dambakan
tak terkira dekapanmu
adalah hal terindah yang pernah ku dapatkan
takkan rela melepasmu
walau di hadapanmu ku kan terus menangis bahagia

Marcell – Takkan Terganti


Telah lama sendiri
Dalam langkah sepi  
Tak pernah kukira bahwa akhirnyaTiada dirimu di sisiku

Meski waktu datang dan berlalu 
Sampai kau tiada bertahan
Semua takkan mampu mengubahku
Hanyalah kau yang ada di relungku
Hanyalah dirimu Mampu membuatku jatuh dan mencinta

Kau bukan hanya sekedar indah
Kau tak akan terganti
Tak pernah ku duga bahwa akhirnya Tergugat janjimu dan janjiku

Menunggu dan Menanti


Sejak ku kenali dirimu.. Tahukah kau Saat itu aku merasakan Sesuatu yang tak pernah ku rasakan Diri ini telah menjadi milikmu Sejak bertemu dirimu.
Sejak cintamu hadir dalam hatiku Sejak itu telah ku rasakan Kaulah cinta sejatiku …
Mencintaimu saat ini dan seterusnya Walau jarak yang membentang Takkan mengusik masa setiaku
Takkan merubah arah jalanku Walau maut sekalipun Kau yang Begitu Berarti Kau begitu berarti untukku Walaupun mungkin Aku tak berarti untukmu..

Namun yang ku tahu……
Ku akan selalu mencintaimu Walaupun kau takkan mungkin dapat kumiliki..
Aku akan selalu menunggumu Biarlah rasa ini kupendam sendiri Sampai ajalku menjemputku
Akhiri Saja Hanya denganmu senyumku berkembang Hanya denganmu kurasa nyaman Hanya dirimu yang selalu ada di hatiku Hanya dirimu yang mengganggu fikiranku Selalu ada yang lain mengisi sudut hatimu Dia yang tak akan bisa kau tepis bayangnya Dia yang selalu berada di sisimu Dia yang tak akan terganti Salahkah diriku yang mengagumimu Salahkah bila namamu singgah di hatiku.....
Tak adakah sedikit rasa untukku Ataukah ku hanya sebatas cinta pada bayangan Biar aku yang pergi Biar aku yang menepi Biar tak ada yang tersakiti Cukup hatiku saja yang tersakiti..

Kuhanya bisa memandangmu dari kejauhan Menikmati senyum indahmu Dan menikmati cinta dalam hati saja Serta menghadapi kenyataan bahwa Cinta tak harus selalu miliki Biarlah dirimu terbang bersamanya Melukis pelangi di langit biru Ku tak akan mengusik hidupmu lagi..

Biarlah semua tersimpan manis di satu sisi hatiku
aku bisa cintai mu bukan karena gantengnya dirimu..
aku bisa cintai mu bukan karena harta benda mu..

aku menyayangi mu bukan pula karena keindahan senyum mu..
namun cinta suci dan sejati yang menyentuh kalbu ihklas hati luhur budi yang meluluhkan ku ..

Andai dirimu cacay tercela namun cinta ku tak akan berubah ..
Andai dirimu miskin dan hina namun cinta makin bertambah..
Andai dunia melupakan mu tuk selamanya ku disisi mu..
Andai dunia mencampakan mu tuk selamanya ku di samping mu hanya lah kau tambatan jiwa ku diriku yang selalu menyayangi mu..

Sabtu, 06 Oktober 2012

Anak Kecil Terkena Asap Rokok Membuat Masalah Kesehatan Mental )


Latar Belakang
Dewasa ini permasalahan mengenai perilaku merokok semakin meningkat di Indonesia. Gencarnya promosi tentang rokok banyak menyorot perhatian masyarakat. Bahaya akan penggunaan rokok tidak lagi diindahkan oleh masyarakat. Hal ini terbukti dari beberapa temuan tentang survey yang dilakukan WHO yang menyatakan jumlah perokok di Indonesia sudah pada taraf yang sangat mengkhawatirkan. 
DAFTAR ISI
 Pengaruh Anak Kecil Terkena Asap Rokok Membuat Masalah Kesehatan Mental 
    Sementara itu pada anak usia 9 sampai 17 tahun, 1 dari 5 orang telah terdiagnosis dengan beberapa jenis gangguan mental atau kecanduan. Untuk melihat apakah data statistik tersebut terkait, Hamer dan koleganya mempelajari 901 anak-anak tidak merokok usia 4-8 tahun. Peneliti mengukur tingkat produk sampingan dari asap rokok pada air liur anak-anak untuk mengukur paparan asap dan juga meminta orangtua mengisi kuesioner tentang emosi anak, masalah perilaku dan sosial. Semakin banyak anak terkena asap rokok, maka kesehatan mentalnya akan semakin buruk, terutama anak menjadi hiperaktif dan berkelakuan buruk. Asap rokok sekunder (perokok pasif) dapat menyebabkan masalah kesehatan mental pada anak-anak, apalagi yang sudah mulai terpapar sejak dalam kandungan.
       Zat-zat Berbahaya Bagi Kehamilan :: 
      Masa-masa kehamilan merupakan masa-masa penting dan kritis bagi perkembangan dan                    pertumbuhan bayi yang dikandung. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut sangat dipengaruhi oleh zat-zat yang masuk ke dalam tubuh ibu hamil dan janin. Banyak zat-zat berbahaya yang beredar di sekeliling kita. Zat-zat berbahaya tersebut sangat membahayakan kesehatan ibu-ibu hamil beserta bayi yang dikandungnya.
o   Dalam darah perokok kadar karbon moniksidanya lebih tinggi. Perempuan perokok yang hamil harus menghentikan kebiasaan merokoknya karena akan sangat merugikan kesehatan janin yang dikandung. Karbon monoksida akan terkonsentrasi dalam darah janin. Karbondioksida akan meracuni dan mengurangi jumlah oksigen yang dibawa ke dalam darah. Semakin banyak jumlah karbonmonoksida dalam darah janin, maka akan semakin rendah berat badan bayi saat lahir.
       Menurut penelitan, ibu perokok biasanya akan melahirkan bayi dengan berat badan yang lebih rendah 200 gram dari bayi yang dilahirkan dari ibu bukan perokok. Bayi dengan berat badan rendah lebih rentan terhadap berbagai ;perokok. Bayi dengan berat badan rendah lebih rentan terhadap berbagai infeksi, bisa terkena berbagai masalah kesehatan dan lebih kecil kemungkinannya untuk bertahan hidup.
o   Kematian neonatal lebih sering terjadi pada janin yang ibunya perokok. Ibu-ibu yang masih terus merokok setelah bulan keempat kehamilan memiliki resiko hampir sepertiga bayinya mati dalam seminggu setelah lahir.
o   Asap rokok menyebabkan bayi sangat beresiko mengalami gangguan kesehatan selama tahun pertama kehidupannya. Bayi cenderung menderita bronchitis dan memiliki peluang lebih besar untuk mengalami kematian mendadak atau SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).
     Anak-anak seringkali menjadi korban dari asap rokok yang dihisap ayah atau anggota keluarganya yang lain. Studi besar terbaru menunjukkan bahwa sering terkena asap rokok membuat anak-anak lebih berjuang dengan masalah kesehatan mental. Temuan ini semakin mendesak orangtuauntuk dapat berhenti merokok atau paling tidak merokok di luar rumah,agar asap rokok tidak dihisapnya tidak berdampak buruk pada orang lain terutama anak-anak.
        Menurut Hamer, sudah banyak diketahui bahwa asap rokok terkait dengan banyak masalah kesehatan fisik pada anak-anak. Tapi selama ini sisi kesehatan mental belum dieksplorasi. Dari data US Department of Health and Human Services yang digunakan dalam penelitian, diketahui bahwa terdapat 2 dari 3 anak berusia antara 3 hingga 11 tahun yang sudah terkena asap rokok di AS. Sementara itu pada anak usia 9 sampai 17 tahun, 1 dari 5 orang telah terdiagnosis dengan beberapa jenis gangguan mental atau kecanduan.
         Berdasarkan hasil studi yang telah dilaporkan dalam Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine, menunjukkan bahwa semakin banyak anak terkena asap rokok, maka kesehatan mentalnya akan semakin buruk, terutama anak menjadi hiperaktif dan berkelakuan buruk. "Belum jelas bagaimana asap rokok akan memicu masalah mental. Tapi ini bisa juga berhubungan dengan efek asap pada bahan kimia di otak seperti dopamin. Faktor genetika juga bisa bermain. Yang jelas, jangan paksa anak-anak bernapas dengan asap rokok setiap hari," tegas Hamer.
      Teori-teori kesehatan mental : 
  •        Menurut Hamer, Dr. Michael Weitzman dari New York University Medical Center, yang tidak terlibat dalam penelitian, juga memperkuat bukti bahwa asap rokok sekunder (perokok pasif) dapat menyebabkan masalah kesehatan mental pada anak-anak, apalagi yang sudah mulai terpapar sejak dalam kandungan Banyak orang sekarang menyadari bahwa paparan asap meningkatkan risiko bayi mengalami Sudden Infant Death Syndrome atau sindrom kematian bayi mendadak, infeksi telinga dan asma. Asap rokok juga menimbulkan beban besar pada kualitas hidup anak-anak, keluarga dan masyarakat, karena meningkatkan masalah kesehatan mental anak-anak.
  •          Menurut Dr Angela Paradis dari Harvard School of Public Health, Boston, yang memimpin penelitian, dilansir Dailymail, Paparan asap rokok di rahim dapat membahayakan perkembangan daerah otak yang mempengaruhi perilaku, juga transmisi sinyal kimia penting yang digunakan untuk pemusatan perhatian dan kontrol impuls
  •     Menurut Dr Paradis, penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa paparan asap rokok di rahim berisiko tinggi menyebabkan anak mengalami gangguan impuls perhatian dan hiperaktif atau ADHD.

Tugas sofkil Kesmen


 Perkembangan Kepribadian menurut Rogers
Self merupakan konstruk utama dalam teori kepribadian rogers, yang dewasa ini dikenal dengan ”Self concept “. Rogers mengartikan sebagai persepsi tentang karakteristik “I” atau “Me” dan persepsi tentang hubungan “I” atau “Me” dengan orang lain atau berbagai aspek kehidupan, termasuk nilai-nilai yang terkait dengan persepsi tersebut. Diartikan juga sebagai keyakina tentang kenyataan, keunikan, dan kualitas tingkah laku diri sendiri. Konsep diri merupakan gambaran mental tentang diri seseorang, seperti : “Saya cantik”, “Saya seorang pekerja yang jujur”, dan “Saya seorang pelajar yang rajin”.
Hubungan antara “Self concept” dengan organisme terjadi dalam 2 kemungkinan, yaitu “congruence” atau “incongruence”. Kedua kemungkinan hubungan ini menentukan perkembangan kematangan, penyesuaian, dan kesehatan mental seseorang.
Apabila antara “Self concept” dengan organisme terjadi kecocokan maka hubungan itu disebut kongruen, tetapi apabila terjadi diskrepansi (ketidakcocokan) maka hubungan itu disebut inkongruen. Contoh yang inkongruen : Anda mungkin meyakini bahwa secara akademik anda seorang yang cerdas , namun ternyata nilai-nilai yang anda peroleh sebaliknya (organisme atau pengalaman nyata).

Rogers dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang berarti bagi individu. Realitas tiap orang akan berbeda – beda tergantung pada pengalaman – pengalaman perseptualnya. Lapangan pengalaman ini disebut denganfenomenal field. Rogers menerima istilah self sebagai fakta dari lapangan fenomenal tersebut.

Konsep diri menurut Rogers adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence dan CongruenceIncongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin. Sedangkan Congruence berarti situasi di mana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati. 
Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positip tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.

Kelemahan atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada perhatiannya yang semata – mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain. Rogers berpandangan bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi dan bertanggung jawab di dalamnya.

Rogers juga mengabaikan aspek – aspek tidak sadar dalam tingkah laku manusia karena ia lebih melihat pada pengalaman masa sekarang dan masa depan, bukannya pada masa lampau yang biasanya penuh dengan pengalaman traumatik yang menyebabkan seseorang mengalami suatu penyakit psikologis.
Rogers juga mengabaikan aspek – aspek tidak sadar dalam tingkah laku manusia karena ia lebih melihat pada pengalaman masa sekarang dan masa depan, bukannya pada masa lampau yang biasanya penuh dengan pengalaman traumatik yang menyebabkan seseorang mengalami suatu penyakit psikologis.
Teori Kepribadian Sehat Menurut abraham Maslow
Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”. Kebutuhan ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat motivasi dari kebutuhan tersebut. Selanjutnya orang akan berusaha memenuhi kebutuhan tingkat berikutnya. Maslow membagi tingkat kebutuhan manusia menjadi sebagai berikut:
  1. Kebutuhan fisiologis: kebutuhan yang dasariah, misalnya rasa lapar, haus, tempat berteduh, seks, tidur, oksigen, dan kebutuhan jasmani lainnya.
  2. Kebutuhan akan rasa aman: mencakup antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.
  3. Kebutuhan sosial: mencakup kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, kasih sayang, diterima-baik, dan persahabatan.
  4. Kebutuhan akan penghargaan: mencakup faktor penghormatan internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian.
  5. Kebutuhan akan aktualisasi diri: mencakup hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuanny
Maslow menyebut teori Hirarki Kebutuhan-nya sendiri sebagai sintesis atau perpaduan teori yang holistik dinamis. Disebut demikian karena Maslow mendasarkan teorinya dengan mengikuti tradisi fungsional James dan Dewey, yang dipadu dengan unsur-unsur kepercayaan Wertheimer, Goldstein, dan psikologi Gestalt, dan dengan dinamisme Freud, Fromm, Horney, Reich, Jung, dan Adler.
Identifikasi Kebutuhan Sosial
Setelah terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka kebutuhan sosial yang mencakup kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling percaya, cinta, dan kasih sayang akan menjadi motivator penting bagi perilaku. Pada tingkat kebutuhan ini, dan belum pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan tiadanya sahabat, kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya. Orang di posisi kebutuhan ini bahkan mungkin telah lupa bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan akan makanan, ia pernah meremehkan cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak perlu, dan tidak penting. Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya rasa kesepian itu, pengucilan sosial, penolakan, tiadanya keramahan, dan keadaan yang tak menentu.
Ciri-ciri Pribadi Aktualisasi Diri

Dari hasil penelitian yang merupakan proses analisis panjang, Maslow akhirnya mengidentifikasikan 19 karakteristik pribadi yang sampai pada tingkat aktualisasi diri.
  1. Persepsi yang jelas tentang hidup (realitas), termasuk kemampuan untuk mendeteksi kepalsuan dan menilai karakter seseorang dengan baik. Berkat persepsi yang tajam, mereka lebih tegas dan jitu dalam memprediksikan peristiwa yang bakal terjadi. Mereka lebih mampu melihat dan menembus realitas-realitas yang tersembunyi dalam aneka peristiwa; lebih peka melihat hikmah dari pelbagai masalah.
  2. Pribadi demikian melihat hidup apa adanya dan bukan berdasarkan keinginan mereka. Mereka lebih obyektif dan tidak emosional. Orang yang teraktualisasi diri tidak akan membiarkan harapan-harapan dan hasrat-hasrat pribadi menyesatkan pengamatan mereka. Sebaliknya kebanyakan orang lain mungkin hanya mau mendengarkan apa yang ingin mereka dengar dari orang lain sekalipun menyangkut hal yang tidak benar dan jujur.
  3. Mempunyai spontanitas yang lebih tinggi. Mereka lebih peka terhadap inner life yang kaya dan tidak konvensional, serta memiliki kemampuan untuk melihat dunia dari sudut pandang baru dan menghargai keindahan dalam hal-hal yang biasa. Biasanya mereka tidak merasa perlu menyembunyikan perasaan atau pikiran mereka, atau bertingkah laku yang dibuat-buat. Pribadi teraktualisai punya selera yang tinggi terhadap seni, musik, dan masalah-masalah politik dan filsafat.
  4. Keterpusatan-pada-masalah. Mereka amat konsisten dan menaruh perhatian pada pertanyaan dan tantangan dari luar diri, memiliki misi atau tujuan yang jelas sehingga menghasilkan integritas, ketidakpicikan, dan tekun introspeksi. Mereka mempunyai komitmen yang jelas pada tugas yang harus mereka kerjakan dan mampu melupakan diri sendiri, dalam arti mampu membaktikan diri pada pekerjaan, tugas, atau panggilan yang mereka anggap penting.
  5. Merindukan kesunyian. Selain mencari kesunyian yang menghasilkan ketenteraman batin, mereka juga dapat menikmatinya.
  6. Mereka itu sangat filosofis dan sabar dalam menuntut atau menerima perubahan yang perlu secara tertib. Sementara kebanyakan orang dalam masyarakat cenderung bersikap sangat praktis atau sangat teoritis, orang yang teraktualisasi diri lebih condong bersikap praktis sekaligus teoritis tergantung kondisi yang bersangkutan. Mereka berusaha mencintai dunia apa adanya, dengan tetap membuka mata pada kekurangan yang ada seraya berupaya memperbaikinya.
Teori Kepribadian Sehat Menurut Eric Fromm
Teori eric fromm adalah teori yang menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatianya pada penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika-dinamika masyarakat tertentu membentuk para anggotanya sehingga karakter para anggota tersebut sesuai dengan nilai yang ada pada masyarakat.
Karena pada dasarnya manusia terpisah dari alam dan dari sesamanya maka cara mempersatukan adalah melalui belajar bagaimana mencitai atau bagaimana meemukan keamanan dengan menyelaraskan keinginannya dengan masyarakat yang otoriter , karna manusia adalah mahluk yang memiliki kesadran pikiran akal sehat daya akal, kesanggupan untuk mencintai , perhatian tanggung jawab integritas bisa di lukai mengalami kesedihan sehingga apbila dalam kaitanya manusia kurang dalam menanggapi hal yang di sebutkan tersebut maka manusia tersebut bisa di katakan tidak sehat secara mental.
Kebutuhan dasar manusia menurut eric fromm
Kebutuhan akan keberhubungan kebutuhan ini adalah secara spesifik aktif dan produktif mencintai orang lain
Kebutuhan akan trandensi mengungguli alam menjadi mahluk yang kreatif
Kebutuhan akan kemantapan ingin meiliki rasa bersahaja pada dunia dan orang lain supaya dapat beradaptasi di dunia
Kebutuhan akan idenditas brusaha untuk memiliki rasa idenditas personal dan keunikan guna menciptakan rasa yang terlepas dari dunia.
  • Di mata Fromm, Freud memostulatkan, orang yang mencinta mengalami dirinya terlanda oleh dambaan dan rasa kekurangan, sehingga harga dirinya direndahkan. Sebaliknya, orang yang dicinta, karena dibalas cintanya dan memiliki obyek cinta, harga dirinya naik. Mencinta membuat Anda lemah. Yang membuat Anda bahagia ialah bila Anda dicinta.
  • Berbeda dengan Freud, konsep cinta menurut From dalam The Art of Loving (1956) menegaskan bahwa cinta bukanlah afeksi pasif, melainkan suatu tindakan aktif, yang bercirikan memberi. Cinta pertama-tama adalah urusan memberi, bukan menerima. Adalah salah menyamakan memberi dengan kehilangan. Oleh pribadi yang wataknya masih dalam fase orientasi reseptif, eksploitatif, dan nafsu menimbun, tindakan memberi dialami secara negatif seperti itu. Pribadi dengan orientasi pasar hanya siap memberi sebagai pertukaran untuk menerima. Memberi tanpa menerima berarti tertipu.
  • Bagi orang berwatak produktif, memberi mengungkapkan potensi tertinggi. Dalam memberi, ia justru mengalami kekuatannya, kekayaannya. Ini membuatnya gembira. Di bidang materi, memberi berarti kaya. Orang kaya bukanlah yang memiliki banyak harta, melainkan yang memberi banyak. (Alfon Taryadi dalam Ziarah ke Negeri Cinta)


sumber : refrency Buku Kepribadian2(Teori-Teori Psikodinamik (klinis) )
  • Menurut Calvin S.hall&Gardner lindzey
  •  refrency Buku Kepribadian 2 (Teori-Teori Holistik Organismik-Fenomenologis) 
  • Menurut Calvin S.hall&Gardner lindzey

Kepribadian Sehat Menurut Aliran Psikoanalisa, Behavioristik dan Humanistik


Kepribadian Sehat Menurut Aliran Psikoanalisa, Behavioristik dan Humanistik :

> Aliran PsikoanalisaAliran ini diprakarsai oleh Sigmund Freud. Dalam aliran ini menyatakan bahwa kebanyakan dari apa yang manusia lakukan dan pikirkan adalah hasil dari keinginan dan dorongan yang mencari permunculan dalam dalam perilaku dan pikiran.
  • Konsep mental yang aktif.
    Konsep ini terutama dianut oleh para ahli di Jerman. Pada waktu ini peran dominan strukturalisme di Jerman telah
    diambil alih oleh aliran Gestalt. Paham Gestalt menganggap struktur pengorganisasian mental manusia adalah inherent.
    Struktur ini memungkinkan manusia belajar dan mendapatkan isi mental itu sendiri. Dengan demikian, Gestalt berfokus
    pada konsep mental yang aktif namun tetap empiris.
    Psikoanalisa mengikuti keaktifan mental dari Gestalt (Freud dengan psikodinamikanya pada level kesadaran dan non
    kesadaran) namun tidak empiris. Tidak seperti aliran lainnya, psikoanalisa berkembang bukan dari riset para akademisi,
    tapi berdasarkan pengalaman dari praktek klinis.
    - Perkembangan treatment terhadap gangguan mental.
    Pada masa ini penanganan terhadap penderita gangguan mental sangat tidak manusiawi dan disamakan dengan para
    pelaku kriminal serta orang-orang terlantar. Reformasi dalam penanganan penderita gangguan mental diawali dengan
    perbaikan fasilitas pengobatan, akhirnya mengarah pada perbaikan di bidang teknik terapi bagi gangguan emosional dan perilaku.

> Aliran Behavioris
       
         Thornd
  • Menurut Thorndike (1911), salah seorang pendiri aliran tingkah laku, belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respons (yang juga bisa berupa pikiran, perasaan, atau gerakan). Jelasnya, menurut Thorndike, perubahan tingkah laku boleh berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati), atau yang nonkonkret (tidak bisa diamati).Meskipun Thorndike tidak menjelaskan bagaimana caranya mengukur berbagai tingkah laku yang nonkonkret (pengukuran adalah satu hal yang menjadi obsesi semua penganut aliran tingkah laku), tetapi teori Thorndike telah banyak memberikan inspirasi kepada pakar lain yang datang sesudahnya. Teori Thorndike disebut sebagai "aliran koneksionis" (connectionism).Prosedur eksperimennya ialah membuat agar setiap binatang lepas dari kurungannya sampai ke tempat makanan. Dalam hal ini apabila binatang terkurung, maka binatang ini sering melakukan bermacam-macam prilaku, seperti menggigit, menggosokkan badannya ke sisi-sisi kotak, dan cepat atau lambat binatang itu tersandung pada palang sehingga kotak terbuka dan binatang itu akan lepas ke tempat makanan.
          Watson
  • Berbeda dengan Thorndike, menurut Watson, pelopor yang datang sesudah Thorndike, stimulus dan respons tersebut harus berbentuk tingkah laku yang "bisa diamati" (observable). Dengan kata lain, Watson mengabaikan berbagai perubahan mental yang mungkin terjadi dalam belajar dan menganggapnya sebagai faktor yang tidak perlu diketahui. Bukan berarti semua perubahan mental yang terjadi dalam benak siswa tidak penting. Semua itu penting, Akan tetapi faktor-faktor tersebut tidak bisa menjelaskan apakah proses belajar sudah terjadi.Hanya dengan asumsi demikianlah, menurut Watson, dapat diramalkan perubahan apa yang bakal terjadi pada siswa. Hanya dengan demikian pula psikologi dan ilmu tentang belajar dapat disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperti fisika atau biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empiris.Berdasarkan uraian ini, penganut aliran tingkah laku lebih suka memilih untuk tidak memikirkan hal-hal yang tidak bisa diukur, meskipun mereka tetap mengakui bahwa semua hal itu penting.Tiga pakar lain adalah Clark Hull, Edwin Guthrie, dan B.F. Skinner. Seperti kedua pakar terdahulu, ketiga orang yang terkahir ini juga menggunakan variabel stimulus-respons untuk menjelaskan teori-teori mereka. Namun, meskipun ketiga pakar ini mendapat julukan yang sama, yaitu pendiri aliran tingkah laku (neo behaviorist), mereka berbeda satu sama lain dalam beberapa hal seperti diuraikan berikut.
          Clark Hull
  • Clark hull (1943) mengemukakan konsep pokok teorinya yang sangat dipengaruhi oleh teori evolusinya Charles Darwin. Bagi Hull, tingkah laku seseorang berfungsi untuk menjaga kelangsungan hidup. Oleh karena itu, dalam teori Hull, kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis menempati posisi sentral. Menurut Hull (1943, 1952), kebutuhan dikosepkan sebagai dorongan (drive), seperti lapar, haus, tidur, hilangnya rasa nyeri, dan sebagainya. Stimulus hampir selalu dikaitkan denagan kebutuhan biologis ini, meskipun respons mungkin bermacam-macam bentuknya.Teori ini, terutama setelah Skinner memperkenalkan teorinya, ternyata tidak banyak dipakai dalam dunia praktis, meskipun sering digunakan dalam berbagai eksperimen dalam laboratorium.
          Edwin Guthrie
  • Edwin Guthrie mengemukakan teori kontiguiti yang memandang bahwa belajar merupakan kaitan asosiatif antara stimulus tertentu dan respons tertentu. Selanjutnya Edwin Guthrie berpendirian bahwa hubungan antara stimulus dengan respons merupakan faktor kritis dalam belajar. Oleh karena itu, diperlukan pemberian stimulus yang sering agar hubungan menjadi lebih langgeng. Selain itu, suatu respons akan lebih kuat (dan bahkan menjadi kebiasaan) apabila respons tersebut berhubungan dengan berbagai macam stimulus. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki kebiasaan merokok sulit ditinggalkan. Hal ini dapat terjadi karena perbuatan merokok tidak hanya berhubungan dengan satu macam stimulus (misalnya kenikmatan merokok), tetapi juga dengan stimulus lain seperti minum kopi, berkumpul dengan teman-teman, ingin tampak gagah, dan lain-lain.Guthrie juga mengemukakan bahwa "hukuman" memegang peran penting dalam proses belajar. Menurutnya suatu hukuman yang diberikan pada saat yang tepat, akan mampu mengubah kebiasaan seseorang. Sebagai contoh, seorang anak perempuan yang setiap kali pulang dari sekolah, selalu mencampakkan baju dan topinya di lantai. Kemudian ibunya menyuruh agar baju dan topi dipakai kembali oleh anaknya, lalu kembali keluar, dan masuk rumah kembali sambil menggantungkan topi dan bajunya di tempat gantungannya. Setelah beberapa kali melakukan hal itu, respons menggantung topi dan baju menjadi terasosiasi dengan stimulus memasuki rumah. Meskipun demikian, nantinya faktor hukuman ini tidak dominan dalam teori-teori tingkah laku. Terutama setelah Skinner makin mempopulerkan ide tentang "penguatan" (reinforcement).
          Skinner
  • Skinner (1968) yang datang kemudian merupakan penganut paham neobehavioris yang mengalihkan dari laboratorium ke praktik kelas. Skinner mempunyai pendapat lain lagi, yang ternyata mampu mengalahkan pamor teori Hull dan Guthrie. Hal ini mungkin karena kemampuan Skinner dalam "menyederhanakan" kerumitan teorinya serta menjelaskan konsep-konsep yang ada dalam teorinya tersebut. Menurut Skinner, deskripsi hubungan antara stimulus dan respons untuk menjelaskan perubahan tingkah laku (dalam hubungannya dengan lingkungan) menurut versi Watson tersebut adalah deskripsi yang tidak lengkap. Respons yang diberikan oleh siswa tidaklah sederhana itu, sebab pada dasarnya setiap stimulus yang diberikan berinteraksi satu dengan lainnya, dan interaksi ini akhirnya mempengaruhi respons yang dihasilkan. Sedangkan respons yang diberikan juga menghasilkan berbagai konsekuensi, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkah laku siswa.Oleh karena itu, untuk memahami tingkah laku siswa secara tuntas, diperlukan pemahaman terhadap respons itu sendiri, dan berbagai konsekuensi yang diakibatkan oleh respons tersebut.
 > Aliran humanistik

  • Menurut Maslow Psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kemanusiaan. Psikologi harus mempelajari kedalaman sifat manusia, selain mempelajari yang Nampak, juga mempelajari erilaku yang tidak Nampak. Mempelajari ketidak sadaran sekaligus mempelajari kesadaran. Introspeksi sebagai suatu metoda penelitian yang telah disingkirikan, harus dikembalikan lagi sebagai metoda penelitian psikologi.
         Ada empat cirri psikologi yang berorientasi Humanistik, yaitu:
  1. Memusatkan perhatian pada person mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
  1. Member tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, akutalisasi diri, sebagai lawan pandang tentang manusia yang mekanistis dan reduksionistis.
  1. Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
  1. Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu. Selain Maslow sebagai tokoh dalam Psikologi Humanistik, juga Carl Rogers, yang terkenal dengan client-centered therapy.
Selanjutnya konsep yang menjadikan teori aliran psikologi humanistik tiada duanya adalah konsep dari tokoh aliran ini yaitu Abraham Maslow yang menyatakan “studi tentang orang-orang yang mengaktualisasikan dirinya mutlak menjadi fondasi bagi sebuah ilmu psokologis yang lebih semesta( Frank Goble,1993,34 )
Krtik-kritik dari psikologis humanistik menunjukan perbedaaan dan asumsi yang berbeda dengan aliran –aliran lain:
  1. Psokologi humanistik tidak mengagungkan metode statistik dan serba rata-rata tetapi melihat pada yang mungkin dan harus ada.
  1. Psikologis humanistik tidak berlebihan melakukan penelitian eksperimen pada binatang tetapi pada kodrat manusia beserta sifat-sifat manusia yang positif.
aliran humanistik ini lebih memandang manusia sebagaipribadi yang unik atau kreatif dan dapat mengembangkan dirinya ke yang lebih baik lagi sesuai dengan kemampuannya.
dan cenderung punya pandangan yang segar tentang manusia.
Ciri kepribadian yang matang menurut Allport
Tujuh kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.
  1. Perluasan perasaan diri.Ketika pengalaman bertumbuh maka, dalam diri seseorang semakin luas meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang sangat tidak nyata. Orang yang dewasa dalam menentukan sikap, dia akan membuat perhatian-perhatian di luar diri. Menjadi seorang partisipan langsung dan penuh. Melakukan suatu aktivitas yang relevan dan penting bagi diri dan harus berharga. Dan hal itu dapt memperluas dirinya.
  1. Hubungan diri yang hangat dengan orang lain.
Allport membedakan dua macam hal yaitu :
  1. Kapasitas untuk keintiman : Mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, partner, teman akrab. Hasil dari kapasitas keintiman dalah suatu perluasan diri yang berkembang baik. Orang mengungkapkan partisipasi otentik dengan orang yang dicintainya dan memperhatikan kesejahteraannya. Cinta dari orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.
  1. Kapasitas untuk perasaan terharu : Orang yang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaan-penderitaan, ketakutan-ketakutan, kegagalan-kegagalan, atau keputusasaan yang merupakan ciri kehidupan manusia yang sudah tidak dapat dipungkiri lagi.
  1. Keamanan emosional : Kepribadian yang matang atau dewasa mampu menerima emosi-emosi manusia atau teanan-tekanan dari lingkungan sekitar, mereka bukan terperangkap dari emosi-emosi mereka, dan mereka juga tidak bersembunyi dari emosi. Dapat mengendalikan emosi, sehingga emosi tidak mengganggu aktivitas-aktivitas antar pribadi.
  1. Persepsi realistis : Orang yang matang memandang dunia mereka secara objektif. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya. Dalam artian tidak mengada-ngada dan tidak bertindak subjektif.
  1. Keterampilan–keterampilan dan tugas–tugas : Kemenangan dalam melakukan pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu suatu tingkatan kemampuan. Menggunakan keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya terhadap pekerjaan kita.dalam artian hal-hal yang seperti itulah yang mampu membuat suatu keberhasilan bagi diri kita.
  1. Pemahaman diri : Orang yang memiliki suatu pemahaman diri yang tinggi tidak mungkin memproyeksikan kualitas pribadinya yang negatif kepada orang lain. Dia mampu mengaplikasikan keberadaan dirinya sesuai pada tempatnya.
  1. Filsafat hidup yang mempersatukan : Allport menekankan bahwa nilai-nilai adalah sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Individu dapat memilih yang berhubungan dengan dirinya sendiri atau mungkin nilai itu luas dan dimiliki oleh banyak orang. Penentuan nilai itu sendirilah yang dapat membuat perkembangan yang semakin terlihat jelas, apalagi dalam kehidupan sehari-hari.
Allport ingin menghilangkan kontradiksi-kontradiksi dan kekaburan-kekaburan yang terkandungdalam pembicaraan-pembicaraan tentang “diri” dengan membuang kata itu dan menggantikannya dengan suatu kata lain yang akan menggantikannya dengan suatu kata lain yang akan membedakan konsepnya tentang “diri” dari semua konsep lain. Istilah yang dipilihnya adalah proprium dan dapat didefinisikan dengan memikirkan bentuk sifat “propriate” seperti dalam kata “appropriate”.

DAFTAR PUSTAKA 

-  Schultz, Duane. Psikologi Pertumbuhan: Model – Model Kepribadian Sehat. Jogjakarta: Kanisius, 1991.

- Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
- BUKU kepribadian tentang perbedaan-teori-kepribadian-sehat.

Stress dan Penyesuaian Diri



Stress dan Penyesuaian Diri


Senin, 14 Maret 2011


Definisi Stres
    Menurut Hobfoll (dalam Santrock, 2003 : 557) pada awalnya, stres diambil begitu saja dari ilmu fisika. Pada saat itu manusia diperkirakan kurang lebih serupa dalam satu dan lain hal dengan obyek fisika, misalnya logam, yang mampu menahan kekuatan dari luar namun pada satu titik akan kehilangan kekuatannya bila dihadapkan pada satu tekanan yang besar.
   Stres (stress) adalah respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stres (stresor), yang mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya (coping). Sedangkan menurut Hans Selye (dalam Santrock, 2003 : 557) stres sebenarnya adalah kerusakan yang dialami tubuh akibat berbagai tuntutan yang ditempatkan padanya.
Respon Tubuh terhadap Stres
Sindrom Adaptasi Umum (General Adaption Syndromel /GAS) adalah konsep yang dikemukakan oleh Selye yang menggambarkan efek umum pada tubuh ketika ada tuntutan yang ditempatkan pada tubuh tersebut. GAS terdiri dari tiga tahap, yaitu (Selye dalam Santrock, 2003 : 560) :
1. Peningkatan alarm, individu memasuki kondisi shock yang bersifat sementara, suatu masa dimana pertahanan terhadap stres ada di bawah normal. Individu mengenali keberadaan stres dan mencoba menghilangkannya. Otot menjadi lemah, suhu tubuh menurun, dan tekanan darah juga turun. Kemudian terjadi yang disebut dengan countershock, dimana pertahanan terhadap stres mulai muncul ; korteks adrenal mulai membesar, dan pengeluaran hormon meningkat. Tahap alarm berlangsung singkat.
2. Perlawanan (resistance), dimana pertahanan terhadap stres menjadi semakin intensif, dan semua upaya dilakukan untuk melawan stres. Pada tahap pertahanan, tubuh individu dipenuhi oleh hormon stres ; tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, dan pernafasan semua meningkat. Bila semua upaya yang dilakukan untuk melawan stres ternyata gagal dan stres tetap ada, maka akan masuk ke tahap selanjutnya.
3. Kelelahan (exhausted), dimana kerusakan pada tubuh semakin meningkat, orang yang bersangkutan mungkin akan jatuh pingsan di tahap kelelahan ini, dan kerentanan terhadap penyakitpun meningkat.
Menurut Selye tidak semua stres itu buruk, yang kemudian dia sebut dengan Lustress yaitu konsep Selye yang menggambarkan sisi positif dari stres. Berkompetisi di suatu kejuaraan, menulis karangan, atau mengejar seseorang yang menarik membuat tubuh menghabiskan energi.
Salah satu kritik utama terhadap pandangan Selye adalah manusia tidak selalu bereaksi terhadap stres dengan cara yang sama seperti yang ia kemukakan. Masih banyak lagi yang harus dipahami mengenai stres pada manusia daripada sekedar mengetahui reaksi fisik manusia terhadap stres. Perlu juga mengetahui kepribadian mereka, susunan fisik, persepsi, dan konteks dimana stresor atau penyebab stres muncul (Hobfoll (1989) dalam Santrock, 2003 : 560)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi/Menyebabkan Stres
1. Faktor-Faktor Lingkungan
a. Beban yang terlalu berat, konflik dan frustasi
Istilah yang sering digunakan untuk beban yang terlalu berat di masa kini adalah burnout, perasaan tidak berdaya, tidak memiliki harapan, yang disebabkan oleh stres akibat pekerjaan yang sangat berat. Burnout membuat penderitanya merasa sangat kelelahan secara fisik dan emosional (Pines & Aronson (1988) dalam Santrock, 2003 : 560)
Berbagai stimulus bukan hanya dapat menjadi beban yang terlalu berat, namun juga bisa menjadi sumber konflik. Konflik terjadi ketika seseorang harus mengambil keputusan dari dua atau lebih stimulus yang tidak cocok. Tiga tipe konflik utama adalah :
1) Mendekat/mendekat (approach/approach conflict), terjadi bila individu harus memilih antara dua stimulus atau keadaan yang sama menarik. Konflik mendekat / mendekat adalah konflik yang tingkat stresnya paling rendah dibandingkan dua tipe konflik lainnya karena dua pilihannya memberikan hasil yang positif.
2) Menghindar/menghindar (avoidance/avoidance conflict), terjadi ketika individu harus memilih antara dua stimulus yang sama-sama tidak menarik, yang sebenarnya ingin dihindari keduanya, namun mereka harus memilih salah satunya. Pada banyak kasus, individu memilih untuk menunda mengambil keputusan dalam konflik menghindar/menghindar samap saat-saat terakhir.
3) Mendekat/menghindar (approach/avoidance conflict), terjadi bila hanya ada satu stimulus atau keadaan namun memiliki karakteristik yang positif dan juga negatif. Bila dihadapkan dalam konflik seperti ini (timbul dilema), biasanya individu merasa bimbang sebelum mengambil keputusan. Ketika waktunya untuk mengambil keputusan semakin dekat, kecenderungan untuk menghindar biasanya semakin mendominasi (Miller (1959) dalam Santrock, 2003 : 561).
Frustasi adalah situasi apapun dimana individu tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kegagalan dan kehilangan adalah dua hal yang terutama membuat frustasi.
b. Kejadian besar dalam hidup dan gangguan sehari-hari
2. Faktor-Faktor Kepribadian – Pola Tingkah Laku Tipe A (type A Behavior Pattern)
Adalah sekelompok karakteristik – rasa kompetitif yang berlebihan, kemauan keras, tidak sabar, mudah marah , dan sikap bermusuhan – yang dianggap berhubungan dengan masalah jantung. Penelitian mengenai pola tingkah laku tipe A pada anak-anak dan remaja menemukan bahwa anak-anak dan remaja dengan pola tingkah laku tipe A cenderung menderita lebih banyak penyakit, gejala gangguan jantung, ketegangan otot, dan gangguan tidur, dan bahwa anak-anak dan remaj dengan tipe A biasanya memiliki orang tua yang juga memiliki pola tingkah laku A (Santrock, 2003 : 570).
3. Faktor-Faktor Kognitif
Sesuatu yang menimbulkan stres tergantung pada bagaimana individu menilai dan menginterpretasikan suatu kejadian secara kognitif. Pandangan ini telah dikemukan oleh peneliti bernama Richard Lazarus (1966, 1990, 1993).
Penilaian kognitif (cognitive appraisal) adalah istilah yang digunakan Lazarus untuk menggambarkan interpretasi individu terhadap kejadian-kejadian dalam hidup mereka sebagai sesuatu yang berbahaya, mengancam, atau menantang dan keyakinan mereka apakah mereka memiliki kemampuan untuk menghadapi suatu kejadian dengan efektif (dalam Santrock, 2003 : 563).
Menurut pandangan Lazarus, berbagai kejadian dinilai dua langkah :
a. Penilaian primer (primary appraisal), mengartikan apakah suatu kejadian mengandung bahaya atau menyebabkan kehilangan, menimbulkan suatu ancaman akan bahaya di masa yang akan datang atau tantangan yang harus dihadapi.
1) Bahaya (harm), penilaian terhadap kerusakan yang sudah diakibatkan oleh suatu kejadian.
2) Ancaman (threat), penilaian terhadap kerusakan yang berpotensi terjadi di masa yang akan datang akibat suatu kejadian.
3) Tantangan (challenge), penilaian terhadap potensi untuk mengatasi situasi yang tidak menyenangkan akibat suatu kejadian dan mengambil keuntungan secara maksimal dari kejadian tersebut.
b. Penilaian sekunder (secondary appraisal), mengevaluasi potensi atau kemampuan dan menentukan seberapa efektif potensi atau kemampuan yang dapat digunakan untuk menghadapi suatu kejadian.
Lazarus percaya bahwa pengalaman stres adalah keseimbangan antara penilaian primer dan sekunder. Ketika bahaya dan ancaman tinggi, sementara tantangan dan sumber daya yang dimiliki rendah, stres cenderung akan menjadi berat; bila bahaya dan ancaman rendah, dan tantangan serta sumber daya yang dimiliki tinggi, maka stres akan cenderung menjadi ringan atau sedang (dalam Santrock, 2003 : 563).
4. Faktor-Faktor Sosial Budaya
a. Stres akulturatif
Akulturasi (acculturation) mengacu pada perubahan kebudayaan yang merupakan akibat dari kontak langsung yang sifatnya terus menerus antara dua kelompok kebudayaan yang berbeda. Sedangkan stres akulturatif (acculturative) adalah konsekuensi negatif dari akulturasi.
b. Status sosial ekonomi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan (resilience) terhadap Stres
Menurut Norman Garmezy (dalam Santrock, 2003 : 565) :
1. ketrampilan kognitif (perhatian, pemikiran reflektif) dan respon positif terhadap orang lain
2. keluarga, ditandai dengan adanya kehangatan, keterikatan satu sama lain, dan ada orang dewasa yang memperhatikan
3. ketersediaan sumber dukungan eksternal, seperti ketika kebutuhan yang kuat akan tokoh ibu dapat dipenuhi oleh tokoh guru, tetangga, orang tua teman, atau struktur institusional.

Cara Penanganan Stres
1. Menghilangkan stres mekanisme pertahanan, dan penanganan yang berfokus pada masalah. Menurut Lazarus (dalam Santrock, 2003 : 566) penanganan stres atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
a. Coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi kognitif untuk penanganan stres atau coping yang digunakan oleh individu yang menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
b. Coping yang berfokus pada emosi (problem-focused coping)adalah istilah Lazarus untuk strategi penanganan stres dimana individu memberikan respon terhadap situasi stres dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penilaian defensif.
Strategi penanganan stres dengan mendekat dan menghindar (Santrock, 2003 : 567) :
a. Strategi mendekati (approach strategies) meliputi usaha kognitif untuk memahami penyebab stres dan usaha untuk menghadapi penyebab stres tersebut dengan cara menghadapi penyebab stres tersebut atau konsekuensi yang ditimbulkannya secara langsung
b. Strategi menghindar (avoidance strategies) meliputi usaha kognitif untuk menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stres dan usaha yang muncul dalam tingkah laku, untuk menarik diri atau menghindar dari penyebab stres
Menurut Ebata & Moos, 1994 (dalam Santrock, 2003 : 567) individu yang menggunakan strategi mendekat untuk menghadapi stres adalah remaja yang berusia lebih tua, lebih aktif, menilai stresor utama yang muncul sebagai sesuatu yang dapat dikendalikan dan sebagai suatu tantangan, dan memiliki sumber daya sosial yang dapat digunakan. Sedangkan, individu yang menggunakan strategi menghindar mudah merasa tertekan dan mengalami stres, memiliki stresor yang lebih kronis, dan telah mengalami kejadian-kejadian yang lebih negatif dalam kehidupannya selama tahun sebelumnya.

Berpikir positif dan self-efficacy
Menurut Bandura (dalam Santrock, 2003 : 567) self-efficacy adalah sikap optimis yang memberikan perasaan dapat mengendalikan lingkungannya sendiri.
Menurut model realitas kenyataan dan khayalan diri yang dikemukan oleh Baumeister, individu dengan penyesuaian diri yang terbaik seringkali memiliki khayalan tentang diri mereka sendiri yang sedikit di atas rata-rata. Memiliki pendapat yang terlalu dibesar-besarkan mengenai diri sendiri atau berpikir terlalu negatif mengenai diri sendiri dapat mengakibatkan konsekuensi yang negatif. Bagi beberapa orang, melihat segala sesuatu dengan terlalu cermat dapat mengakibatkan merasa tertekan. Secara keseluruhan, dalam kebanyakan situasi, orientasi yang berdasar pada kenyataan atau khayalan yang sedikit di atas rata-rata dapat menjadi yang paling efektif (dalam Santrock, 2003 : 568).

Sistem dukungan
Menurut East, Gottlieb, O’Brien, Seiffge-Krenke, Youniss & Smollar (dalam Santrock, 2003 : 568), keterikatan yang dekat dan positif dengan orang lain – terutama dengan keluarga dan teman – secara konsisten ditemukan sebagai pertahanan yang baik terhadap stres.

Berbagai strategi penanganan stres
Dalam penanganan stres dapat menggunakan berbagai strategi coping, karena stres juga disebabkan tidak hanya oleh satu faktor, melainkan oleh berbagai faktor (Susman, 1991 dalam Santrock, 2003 : 569).
Penyesuain Diri
Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery)
Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut.
Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain.
Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan mendapattekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baiksecara moral, sosial, maupun emosional.
Sudut pandang berikutnya adalah bahwa penyesuaian diri dimaknai sebagai usaha penguasaan (mastery), yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustrasi tidakterjadi.

Pertumbuhan personal
Pengertian pertumbuhan personal :
Manusia merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.
Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.
Dengan adanya naluri yang dimiliki suatu individu, dimana ketika dapat melihat lingkungan di sekitarnya maka secara tidak langsung maka individu akan menilai hal-hal di sekitarnya apakah hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu berada di dalam masyarakat yang memiliki suatu norma-norma yang berlaku maka ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang disiplin yang menerapkan aturan-aturan yang tegas maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang disiplin, begitupun dalam lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup keluarga yang religius maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang religius.
Terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalamaan atau empire luar melalui panca indra yang menimbulkan pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimblkan reflexions.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:
1. Faktor Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
2. Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
3. Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
Dari semua faktor-faktor di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
McDougall menekankan pentingnya faktor personal dalam menentukan interaksi sosial dalam membentuk perilaku individu. Menurutnya, faktor-faktor personallah yang menentukan perilaku manusia.
Menurut Edward E. Sampson, terdapat perspektf yang berpusat pada persona dan perspektif yang berpusat pada situasi. Perspektif yang berpusat pada persona mempertanyakan faktor-faktor internal apakah, baik berupa instik, motif, kepribadian, sistem kognitif yang menjelaskan perilaku manusia. Secara garis besar terdapat dua faktor.

General Adaptation Syndrom (GAS)
a. Fase Alarm ( Waspada)
Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun.
Fase alarm melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.
Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “ respons melawan atau menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila stresor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.
b. Fase Resistance (Melawan)
Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi gejala stress menurun àtau normal tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah, cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel – sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.
c. Fase Exhaustion (Kelelahan)
Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian.


Daftar Pustaka :

Santrock, John W. Adolescence : Perkembangan Remaja Ed. 6. Jakarta : Erlangga, 2003.
Kartono, K. (2000). Hygiene mental. Bandung: Mandar Maju

KELOMPOK  3  :
-Rayyan Salvini
- Yulian Lestari
Theresia 'Lala' Yulianda
 - ELSA MARISA