A.
Definisi Komunikasi
Pengertian Komunikasi adalah Komunikasi atau dalam bahasa inggrisnya Communication,
menurut asal katanya berasal dari bahasa latin yaitu Communicatio. Komunikasi adalah
suatu proses ketika seseorang atau kelompok masyarakat menggunakan informasi
agar terhubung dengan lingkungannya. Pada umumnya, komunikasi terjadi secara
lisan atau verbal. Komunikasi dapat terjadi jika ada persamaan antara
penyampaian pesan dengan orang yang menerima pesan.
Pengertian Komunikasi Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia
(KBBI terbitan Balai Pustaka, 2002), komunikasi adalah : Pengiriman dan
penerimaan pesan antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat
dipahami, hubungan, kontak, Perhubungan.
Pengertian komunikasi Menurut Para Ahli Beberapa
ahli mengungkapkan pendapatnya mengenai pengertian komunikasi, berikut ini pengertian
komunikasi menurut pendapat para ahli :
1. Carl I.
Hovland Hovland berpendapat mengenai pengertian komunikasi, menurutnya
“Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang (komunikator)
menyampaikan pesan (lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain
(komunikan)”.
2.
Theodore
M. New comb
Menurutnya pengertian komunikasi adalah “setiap tindakan komunikasi
dipandang sebagai suatu transmisi informasi,terdiri dari rangsangan yang
diskriminatif,dari sumber kepada penerima”.
3.
verett M.
Rogers
Everett
berpendapat bahwa “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada suatu penerima, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka
atau penerima”.
B. Proses komunikasi
1.
Pengirim pesan (sender)
dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang
mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan
harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan
yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau
diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat
verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan
jelas.
Materi pesan dapat berupa :
a.
Informasi
b.
Ajakan
c.
Rencana kerja
d.
Pertanyaan
dan sebagainya
2.
Simbol/ isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan
membuat kode atau simbol sehingga pesannya
dapat dipahami oleh orang lain.
Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan
anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan
penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku
atau menunjukkan arah tertentu.
3.
Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan
seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya.
Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan
disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.
4.
Mengartikan kode/isyarat
Setelah pesan diterima
melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima
pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut,
sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.
5.
Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang
dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam bentuk
code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh
pengirim
6.
Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau
tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal
maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak
pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau
pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman
yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang
lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan
pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas
pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau
tidak Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan
pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi
balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi
dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi,
saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk
menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga
balikan dapat memperjelas persepsi.
7.
Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari
proses komunikasi akan tetapi
mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi
hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal
yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima
salah menafsirkan pesan yang diterimanya.
C. Hambatan Komunikasi
Dalam
melakukan komunikasi tidak selamanya berjalan mulus, sehingga dapat menimbulkan
salah komunikasi. Terdapat beberapa hambatan komunikasi yang efektif, diantaranya :
1.
Perbedaan Bahasa dan Persepsi
Persepsi
adalah
intrepetasi seseorang atau respons atas apa yang terjadi dalam lingkungan
sekitarnya yang ditangkap oleh indra sensori. Bila dua orang mengalami
peristiwa yang sama, bayangan mental mereka mengenai peristiwa itu tidak akan
sama benar. Oleh karena persepsi bersifat unik, gagasan yang ingin
disampaikan sesorang bisa diterima secara berbeda dengan orang lain. Persepsi
seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: kondisi penerima itu sendiri,
seperti latar belakang, minat, kepentingan; objek yang dilihat, seperti ukuran,
warna; dan situasi saat itu. Di lain pihak, bahasa adalah kode bebas yang
pengertiannya tergantung pada definisi bersama (bangsa, suku, ras, atau
kelompok masyarakat tertentu). Akan tetapi ada keterbatasan mengenai
seberapa jauh dua orang dapat mempunyai pengertian yang sama mengenai
suatu kata, sehingga kadang-kadang dapat menimbulkan intrepetasi yang berbeda
terhadap kata-kata tersebut.
2.
Lingkungan yang terbatas (faktor budaya)
Lingkungan
yang terbatas ini berkaitan dengan adanya perbedaan dalam hal budaya.
Berkomunkasi dengan seseorang dari negara lain merupakan contoh paling ekstrim
mengenai betapa latar belakang dan budaya yang berbeda dapat menghalangi
komunikasi. Sebenarnya, hal ini merupakan merupakan hambatan komunikasi yang
paling sulit untuk diatasi terutama apabila penerima juga mempunyai umur,
pendidikan, status sosial, posisi ekonomi, agama atau pengalaman hidup yang
jauh berbeda.
3.
Hambatan dari penerima
Hambatan
(distraction) disini lebih kepada hambatan dari penerimaan.
Ada beberapa hambatan yang terjadi pada si penerima pesan sehingga komunikasi
tersebut tidak berjalan dengan lancar. Hambatan ini lebih bersifat fisik,
seperti hubungan
buruk, tata suara yang jelek, tulisan yang tidak dapat dibaca,
dll. Walaupun gangguan jenis ini tampaknya kecil, hal ini dapat menghambat
pesan yang sebenarnya mungkin saja efektif. Bentuk hambatan lain adalah
penerimaan informasi secara selektif oleh penerima. Penerima menyaring
informasi berdasarkan minat dan kepentingannya, dan mengabaikan informasi yang
lain, sehingga tidak sesuai dengan yang dimaksud pengirim.
4.
Salah mengarahkan
Terkadang
ketika kita ingin menyampaikan pesan atau meneruskan pesan kepada orang lain,
terjadi kesalahan dalam menyingkat atau menafsirkan informasi yang kita terima.
Sehingga informasi yang diteruskan hanya setengah atau tidak jelas. Hal ini
dapat membuat si penerima justru tidak melakukan tindakan yang sebenarnya
diminta oleh si pengirim pesan.
5.
Kelebihan informasi
Karena
semakin berkembangnya teknologi, mengirim pesan menjadi suatu hal yang
mudah. Sehingga seorang penerima pesan bisa menerima puluhan bahkan
ratusa informasi dan pesan dalam sehari, baik itu dalam bentuk e-mail, voice
mail, dll. Hal ini dapat menyebabkan si penerima pesan kebanjiran pesan,
akibatnya ia dapat mengabaikan berita yang menurutnya tidak penting,
padahal sebenarnya mungkin saja penting, sehingga menunda menanggapinya atau
menjawab tetapi tidak lengkap dan tidak akurat.
D. Definisi Komunikasi Interpersonal efektif
Komunikasi
interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan
paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat
langsung diketahui balikannya.
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah
penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau
sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk
memberikan umpan balik segera.
Klasifikasi Komunikasi Interpersonal
Redding
yang dikutip Muhammad (2004) mengembangkan klasifikasi komunikasi interpersonal
menjadi interaksi intim, percakapan sosial, interogasi atau pemeriksaan dan
wawancara.
a. Interaksi
intim termasuk komunikasi di antara teman baik, anggota famili, dan orang-orang
yang sudah mempunyai ikatan emosional yang kuat.
b. Percakapan
sosial adalah interaksi untuk menyenangkan seseorang secara sederhana. Tipe
komunikasi tatap muka penting bagi pengembangan hubungan informal dalam
organisasi. Misalnya dua orang atau lebih bersama-sama dan berbicara tentang
perhatian, minat di luar organisasi seperti isu politik, teknologi dan lain
sebagainya.
c. Interogasi
atau pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam kontrol, yang
meminta atau bahkan menuntut informasi dari yang lain. Misalnya seorang
karyawan dituduh mengambil barang-barang organisasi maka atasannya akan
menginterogasinya untuk mengetahui kebenarannya.
d. Wawancara
adalah salah satu bentuk komunikasi interpersonal di mana dua orang terlibat
dalam percakapan yang berupa tanya jawab. Misalnya atasan yang mewawancarai
bawahannya untuk mencari informasi mengenai suatu pekerjaannya.
E.
Komunikasi Interpersonal efektif dalam organisasi mencakup componential dan situasional
Komunikasi dalam organisasi atau perusahaan dapat menentukan efektif atau
tidaknya dalam suatu penyampaian pesan atau perintah antar anggota organisasi,
baik antara atasan dengan bawahan (downward communication), bawahan dengan
atasan (upward communication), maupun antar anggota yang jabatannya setaraf
(lateral communication). Secara sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian
atau transfer dan pemahaman suatu pengertian (meaning). Jadi dalam
berkomunikasi, kita harus efektif menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada
orang lain. Adapun berkomunikasi secara langsung dan sesuai dengan pesan yang
ingin disampaikan kepada orang lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan
perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung. Proses
berkomunikasi dimulai dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim,
kemudian ditransfer melalui suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh
penerima. Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu organisasi
mencakup dua bagian yaitu componential dan situational.
1)
Componential
Menjelaskan
komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal
ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang
lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik
dengan segera.
2) Situasional
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi
umpan balik langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.
Daftar Pustaka atau Referensi
·
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002. KBBI. Terbitan Balai Pustaka.
·
Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu
Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
·
Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.
·
Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu, Edisi
Pertama.